detail berita


TEHERAN – Virus komputer yang dirancang untuk menjadi pengintai, Falme dinobatkan menjadi perangkat lunak berbahaya yang paling rumit. Spekulasi mengenai siapa di balik virus tersebut juga menyita perhatian di internet. 

 Dilansir dari Telegraph, Selasa (29/5/2012), pendiri Kaspersky Lab Eugene Kaspersky, salah satu organisasi keamanan yang menyelidiki Flame sejak ditemukan awal bulan ini, setidaknya mengetahui suatu hal mengenai virus tersebut. 

Sementara itu, ahli keamanan lain sepakat, kompleksitas perangkat lunak dan kemampuan pengintai yang dimiliki virus itu merupakan tanggung jawab sebuah badan intelijen negara. 

 Jurnalis Reuters juga mencatat, bahwa Kaspersky Lab memberi kesan tim pencipta virus Stuxnet, yang menyerang program nuklir Iran, kemungkinan juga merupakan dalang di balik Flame. 

 Mengingat pola infeksi Flame sejauh ini, seperti Iran, Suriah dan Mesir, nama Israel dengan cepat muncul sebagai yang dicurigai oleh banyak komentator. Seorang komentator yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan kritikus Pemerintah Israel Richard Silverstein, membuat klaim yang mengatakan, “Seorang sumber senior Israel saya mengatakan, itu (Flame) adalah produk dari ahli cyber Israel.” 

Bahkan surat kabar The Jerusalem Post berpikir Wakil Perdana Menteri Israel Ya’alon, mungkin sudah mengisyaratkan bahwa Israel berada di belakang Flame. Tapi seperti yang biasa terjadi pada pengintai cyber, ada pula yang menaruh curiga terhadap Beijing dan Washington.

 Mengingat setelah dua tahun ditemukannya Stuxnet dan tidak diketahui secara pasti dalangnya, maka hal itu juga bisa terjadi pada Flame. Terlebih lagi, Eugene Kasperksky pernah mengatakan, Flame merupakan masalah yang jauh lebih rumit dibandingkan Stuxnet.